15 Rumah Terancam Hanyut
WARGA
TALANGSARI CEMAS
BENDHANDHUWUR - Sedikitnya 15 rumah yang ada di wilayah
Kampung Talangsari RT 2/RW 6, Kelurahan Bendhandhuwur, Kecamatan Gajahmungkur,
terancam hanyut akibat longsornya bibir sungai sepanjang 100 meter dengan lebar
lima meter. Warga yang tinggal di kawasan itu pun, kini semakin was-was jika
hujan mengguyur deras dan elevasi air sungai meninggi.
Sebanyak enam rumah yang berada
tepat di bibir sungai merupakan rumah milik Musa, Ketut, Parno, Bianto dan Mursito.
Sedang sembilan rumah lainnya adalah milik Jumadi, Mak Nik, Bowo Kajangan, Nanang,
Ismanto, Eko, Mince, Hesti, Kusnadi dan sebuah mushala.
Haryo Wibowo atau yang akrab disapa Bowo
Kajangan menuturkan, longsornya bibir sungai terparah terjadi dalam sepekan ini
ketika elevasi air sungai meninggi dan hujan terus mengguyur Semarang bagian
atas maupun Semarang bagian bawah.
‘’Belum setahun, bibir sungai yang sebelumnya
memiliki lebar lima meter dan pan-jang 100-an meter ini longsor. Beberapa pohon
jati yang ditanam di bibir sungai juga hanyut. Kalau ini tidak segera ditalud,
rumah warga bisa hanyut,’‘ ujarnya, Minggu (12/1).
Selain 15 rumah yang berada di dekat bibir
sungai, menurut Bowo, ada puluhan rumah yang ada di wilayah RW 6 yang akan ikut
terancam longsor, jika Pemerintah Kota Semarang tidak secepatnya melakukan
pembangunan talud atau memasang bronjong di bibir sungai Kali Kripik yang
mengalir ke sungai Ban-jirkanal Barat itu.
Apalagi, kata Bowo yang juga pegiat lingkungan
itu, kawasan bibir sungai dari Tinjomoyo hingga Tugu Suharto kian parah, karena
di beberapa titik sudah longsor kecil. Selain itu, ia berharap, kawasan pe
nyangga yang ada di wilayah Kecamatan Gunungpati harus dilakukan penghijauan
segera.
‘’Pemerintah jangan dengan mudah
memberikan ijin pembukaan lahan untuk perumahan. Di atas Kampung Kradenan saja,
lahan yang sebelumnya dipenuhi rumput ilalang, saat ini tengah dikeruk. Entah,
mau jadi perumahan atau apa,’‘ jelasnya.
■ Tindaklanjuti
Saat dihubungi, Lurah
Bendhandhuwur Suyardi mengaku, pihaknya belum mendapat laporan secara resmi baik
dari warga, Ketua RT maupun Ketua RW. Akan tetapi, pihaknya akan segera menindaklanjutinya dengan meminta kepada
Pemerintah Kota Semarang untuk membangun talud agar ancaman rumah longsor atau
hanyut tidak terjadi.
‘’Kalau merunut sejarah, 15-an
rumah yang sekarang ada di bibir sungai itu dahulu merupakan aliran sungai. Karena
pengikisan tanah, aliran sungai bergeser. Dan lahan itu kemudian dibangun rumah
oleh warga. Kami akan laporkan hal ini kepada pemerintah dan kita minta agar
segera dilakukan penanganan,’‘ jelasnya.
Suyardi juga menjelaskan, selain di wilayah
Talangsari yang berada di bibir sungai itu, kawasan pemukiman yang rawan
longsor adalah pemuki- man yang ada di bawah Gunung Talang atau di sisi Jalan Talangsari
Raya.
Berulangkali pula pihaknya melaporkan
peristiwa tanah longsor kepada Pemerintah Kota Semarang. ‘’Ada wacana untuk
relokasi, tapi kalau direlokasi, harus di mana, kita belum tahu,’‘ tandasnya. ■ SM Network/H84-die
Tanggapan :
Adanya perumahan didekat bibir
sungai dapat beresiko terkena longsor. Pemerintah seharusnya lebih ketat dalam
pengizinkan dibangunnya rumah atau pemukiman didekat bibir sungai tersebut.
Sehingga meminimalisir resiko terjadinya longsor di sungai tersebut.
untuk mencegah terjadinya longsor pada daerah pinggir sungai, ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat ataupun pemerintah. Misalnya saja sosialisasi adanya peraturan mengenai perizinan pembangunan rumah, melakukan penghijauan didaerah sekitar sungai, tidak membuang sampah disungai sehingga aliran air sungai bisa lancar, dan juga tindakan lainnya.
untuk mencegah terjadinya longsor pada daerah pinggir sungai, ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat ataupun pemerintah. Misalnya saja sosialisasi adanya peraturan mengenai perizinan pembangunan rumah, melakukan penghijauan didaerah sekitar sungai, tidak membuang sampah disungai sehingga aliran air sungai bisa lancar, dan juga tindakan lainnya.
Selain hal diatas, upaya
pencegahan dengan cara pemetaan juga bisa mencegah terjadinya bencana tanah
longsor. Yaitu penyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana
alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan pemerintah
sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari
bencana..
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuliskan Komentar atau Saran Anda dibawah ini :)
SEMANGAT BRO :D